Jauh-jauh datang dari luar Kota The Sunrise of Java, alangkah ruginya jika tidak mencicipi Kopi Osing. Bertandanglah ke Sanggar Genjah Arum, maka Anda bisa menikmati suguhan kopi Banyuwangi yang nikmat dan berkesan. Bukan hanya kuliner khas Banyuwangi-nya yang membuat berkesan, tetapi juga nuansa budaya suku Osing yang begitu kental.
Sebelum menginjakkan kaki di ujung timur pulau Jawa ini, kenali dulu Sanggar Genjah Arum yang patut menjadi bagian destinasi Anda. Berikut pemaparannya
Sekilas Tentang Sanggar Genjah Arum
Sanggar yang juga kerap disebut sebagai Museum Osing ini terletak di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Kemiren sendiri merupakan sebuah desa wisata yang terus menjaga kearifan lokal. Keberadaan Sanggar genjah Arum pun menjadi daya tarik tersendiri di desa ini.
Baca Juga : Hedon Cafe and Reston, Kafe Eksklusif Baru di Banyuwangi
Adapun tempat tersebut merupakan milik pribadi Setiawan Subekti, seorang pengusaha perkebunan yang juga sekaligus tester kopi internasional. Kepeduliannya terhadap kopi Banyuwangi dan budaya Osing, menggugahnya untuk mendirikan sanggar ini. Tidak main-main, interior dan dekorasinya sarat dengan budaya osing, bahkan para penggiat seni tradisional kerap dihadirkan untuk menyemarakkan suasana.
Sambut Pengunjung dengan Hiburan Kesenian Daerah
Pada beberapa kesempatan, tarian Barong Kemiren akan menyambut tamu yang hadir. Para tamu akan diarak oleh para penari hingga memasuki sanggar. Di halaman sanggar, Barong Kemiren yang menjadi simbol kebersamaan ini akan berlangsung selama 15 menit diiringi tabuhan gendang.
Tidak cukup sampai di situ, ngopi semakin berkesan kala ditemani pementasan Gandrung. Para penari Gandrung akan menyemarakkan suasana minum kopi hingga beberapa babak. Sesekali, penari akan mengalungkan selendang ke leher tamu yang terpilih, lalu mengajaknya menari bersama.
Baca Juga : Cuma Punya Sehari untuk Jalan-Jalan? Yuk City Tour Menikmati Wisata Kuliner dan Budaya!
Selain dua kesenian tradisional tersebut, Anda juga berkesempatan mendengar alunan musik lesung. Bukan wanita muda seperti penari Gandrung yang akan memainkannya, melainkan wanita uzur. Mereka akan menumbuk lesung dengan alu hingga menimbulkan irama yang harmonis. Musik yang disebut Othek ini juga diiringi gesekan biola tradisional dan pukulan Angklung Plagak.
Adapun Angklung Plagak adalah permainan musik angklung yang dilakukan di gubuk setinggi 10-15 meter. Gubuk kecil tersebut beratapkan ijuk, dan hanya ditopang empat bilah bambu. Sayup-sayup suara tabuhan gendang dan pukulan angklung pun kerap memukau wisatawan yang mengunjungi Sanggar Genjah Arum
Begini Cara Terbaik Menikmati Kopi Osing
Setiawan Subekti atau yang kerap disapa Iwan, menyampaikan cara terbaik untuk menikmati kopi. Kopi jangan langsung diteguk, tetapi dihirup dulu aromanya. Kopi yang belum diberi gula itu lalu diseruput, kemudian tahan dulu di mulut. Biarkan rasanya yang khas melekat di lidah. Setelah itu, barulah Anda menambahkan gula sesuka hati. Tentu cara menikmati kopi ini tidak hanya berlaku untuk kuliner khas Banyuwangi tersebut, tetapi juga untuk jenis kopi lainnya.
Selain kopi Banyuwangi, Anda juga bisa memesan kopi robusta maupun arabica. Aneka jajanan tradisional pun siap disuguhkan untuk menemani acara ngopi Anda, seperti pisang goreng, tempe dan tahu goreng, juga kucur. Pada waktu-waktu tertentu, buah durian juga bisa Anda nikmati.
Mengenal Rumah Adat Osing dan Filosofinya
Mengunjungi Sanggar Genjah Arum seolah kembali ke masa Banyuwangi tempo doeloe. Anda akan melihat tujuh rumah adat yang sebagian di antaranya berusia lebih dari 100 tahun. Setiap bentuk rumah adat tersebut memiliki filosofi tersendiri.
Contohnya rumah Crocogan, dua sisi atapnya merepresentasikan hubungan laki-laki dan wanita yang sudah bersatu dalam ikatan pernikahan. Ada pula Tikel Balung yang memiliki tiga bagian atap, menggambarkan susah dan senangnya biduk rumah tangga. Terakhir, Baresan yang mempunyai empat bagian atap, melambangkan kedewasaan perjalanan rumah tangga dan kemapanan ekonomi.
Selain kaya akan rumah adat, Sanggar Genjar Arum juga mengoleksi benda-benda vintage yang berusia lebih dari 50 tahun. Mulai dari mesin ketik, telepon, hingga ornamen-ornamen kuno.
Baca Juga : Menyaksikan Fenomena Langka Blue Fire dan Indahnya Kawah Ijen
5 Comments
[…] Mampir Ke Kopi Osing Legendaris Sanggar Genjah Arum di Desa Wisata Osing Kemiren […]
[…] Baca Juga : Mampir ke Kopi Banyuwangi Legendaris Sanggar Genjah Arum di Desa Wisata Kemiren […]