Masyarakat Banyuwangi pasti sudah tidak awam lagi dengan Asrama Inggrisan atau Kampung Inggrisan Banyuwangi. Asrama yang berlokasi di sebelah barat RTH Blambangan ini telah beberapa kali diliput oleh media dan TV Nasional.
Mari kita napak tilas sejarah singkat dan fakta-fakta mencengangkan dari asrama Inggrisan ini!
Pembangunan Asrama Inggrisan
Informasi pembangunan asrama ini memiliki 3 versi yang berbeda. Sumber pertama menyatakan bahwa Asrama Inggrisan dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1776-1811. Sedangkan, sumber lainnya mengatakan bahwa bangunan ini dibangun pada tahun 1811-1816 oleh Letnan Kolonel Meycin S.Y seorang berkebangsaan Inggris yang menikah dengan wanita Belanda.
Ketidakpastian tentang pembangunan asrama ini didasari oleh tidak adanya bukti kuat terkait awal mula pembangunannya. Bahkan adapula yang menyebutkan bahwa, masa pembuatan asrama ini sejak tahun 1736-1757 oleh rakyat Blambangan pada saat Pangeran Danuringrat yaitu Raja ke-2 Blambangan berkuasa. Dimana bangunan ini difungsikan sebagai markas yang bernama Singodilaga.
Fungsi Asrama Inggrisan
Meskipun informasi tentang pembangunannya masih belum pasti. Namun dalam catatan sejarah bangunan ini digunakan sebagai tempat penginapan bagi para saudagar dari Inggris antara tahun 1763-1811. Oleh karena itulah, bangunan ini disebut Asrama Inggrisan.
Selain itu, asrama ini juga pernah difungsikan sebagai tempat pemerintah kolonial Belanda dan Kempetai yang merupakan unit pasukan tentara Kekaisaran Jepang di era perang Asia Pasifik.
Cagar Budaya Banyuwangi
Sejarah pembangunan dan nilai kebudayaan yang terkandung dalam Asrama Inggrisan ini menjadikan asrama Inggrisan ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya di Banyuwangi pada tahun 2009.
Baca Juga: Kisah Mistis Watu Dodol, Mulai Patung Gandrung Menari sampai Goa Jepang
Peninggalan penting yang masih terdapat di Asrama Inggrisan ialah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa tempat ini dulunya digunakan sebagai Stasiun Kabel Telegraf bawah laut yang menjadi penghubung komunikasi antara Australia dengan Asia dan Eropa.
Stasiun Kabel Telegraf
Stasiun Kabel Telegraf ini dibuat oleh perusahaan Inggris British-Australian Telegraph Company pada tahun 1870. Perusahaan tersebut memasang kabel bawah tanah dari Banyuwangi ke Darwin, Australia. Proyek ini merupakan bagian dari usaha menghubungkan dunia melalui kabel pada masa itu.
Bukti otentik bahwa Asrama Inggrisan pernah digunakan sebagai rumah kabel telegraf antara lain berupa tutup lorong/gorong-gorong yang bertuliskan “Burn Brothers Rotunda Works 3 Blackfriars Road London S.E”. Tulisan tersebut merupakan keterangan tentang perusahaan asal Inggris yang memproduksi benda-benda kedap air, salah satunya kabel kedap air.
Peta Belanda yang dirilis pada tahun 1800-an juga menerangkan bahwa Asrama Inggrisan disebut sebagai Kabelhuis alias Rumah Kabel. Namun berdasarkan penuturan beberapa sumbe, jejak dan sisa-sisa kabel telegraf itu sudah dihancurkan oleh Jepang pada saat Perang Dunia II. Kemungkinan besar yang masih utuh berada di bawah laut.
7 Ruang Bawah Tanah
Keberadaan tujuh ruang bawah tanah yang berukuran 1,5 m x 2 m dengan dinding putih dan anehnya tidak berlumut sama sekali padahal sudah beridiri sejak puluhan tahun.
Menurut Suwarno, ketua RT lingkungan setempat. Ketujuh ruang bawah tanah tersebut tidak saling terhubung, dan konon saluran selokan di ruang bawah tanah itu mengarah ke pantai Pulau Santen. Diduga tempat ini dulunya merupakan ruang penyimpangan senjata atau ruang kontrol kabel telegraf.
Noni Belanda dan Penunggu Beringin
Asrama Inggrisan yang sudah berdiri puluhan tahun ini, tentunya banyak menebar kisah-kisah mistis di sekitarnya. Banyak masyarakat Banyuwangi ataupun wisatawan yang bersaksi bahwa mereka ‘melihat’ sosok-sosok tak nyata disini. Sosok paling terkenal ialah noni Belanda, yang sering menampakkan diri kepada pengunjung.
Baca Juga: Cerita Horor Penunggu Alas Purwo, Putri Gayatri #KamisMistis
Bahkan, beberapa kali terjadi kasus kesurupan di Asrama Inggrisan. Kebanyakan kasus kesurupan tersebut ditengarai karena pengunjung melakukan tindakan yang menggangu para sosok tak kasat mata disana. Utamanya penunggu pohon beringin.
Potret Lama Asrama Inggrisan
Baca Juga: Tragedi Pembantai 1998 di Banyuwangi yang Berdarah-Darah