Pendopo yang biasanya identik dengan bangunan feodal dan kesan tertutup dari masyarakat, akan sangat berbeda dengan Pendopo Sabha Swagata Blambangan yang menjadi rumah dinas Bupati Banyuwangi. Pendopo yang berdiri sejak tahun 1771 tersebut menjadi salah satu ikon kota Banyuwangi, yang bisa kamu kunjungi saat city tour ke kota Sunrise van Java.
Bangunan pendopo terletak di kawasan Taman Sritanjung. Kawasan ini dahulu adalah kawasan yang diistilahkan sebagai “sistem pemerintahan macapat” di mana Taman Sritanjung ditujukan sebagai tempat berkumpulnya warga (alun-alun), lalu Pendopo sebagai pusat pemerintahan di sisi utara lapangan, Masjid Jami’ sebagai tempat ibadah di sisi barat lapangan, penjara sebagai perlambang keamanan (kini menjadi Mall of Sritanjung) di sisi timur lapangan dan Pasar Banyuwangi sebagai pusat kegiatan ekonomi di sisi selatan lapangan.
Penasaran kan ada apa aja di pendopo ini? Yuk kita cari tau bersama!
Pendopo Utama
Pendopo utama yang terlihat begitu kita memasuki gerbang ini sudah di pugar sebanyak dua kali, namun bentuk awal pendopo masih dipertahankan hingga kini. Dulunya, area sekitar pendopo utama berdiri pagar-pagar tinggi yang seolah menjadi pembatas bagi penguasa dan rakyat. Konsep ini kemudian diubah oleh Bupati Abdullah Azwar Anas, yang mengubahnya menjadi berkonsep ramah lingkungan. Melibatkan sejumlah arsitek papan atas seperti Adi Purnomo, Andra Martin, Yori Antar, Budi Pradono dan Ahmad Djuhara, area pagar tersebut diubah menjadi gundukan tanah yang dihiasi tanaman pisang-pisangan dan taman yang asri. Citra pendopo yang angker juga berubah.
Musala dengan Arsitektur yang Unik
Di halaman depan kompleks pendopo dibangun musala dengan arsitektur unik, yang mengadaptasi gerakan sholat. Arsitek musala ini adalah Andra Martin, salah satu arsitek kenamaan di Indonesia. Musola seluas 8×9 meter tersebut terdiri dari tumpukan kayu ulin dengan rangka baja yang kuat. Bagian luar musala berbentuk asimetris yang menggambarkan bentuk bangun ruang 3 dimensi hasil adaptasi gerakan sholat. Uniknya lagi, musala ini tidak memiliki kubah bahkan pintu. Area sekeliling musala terdapat kolam ikan koi, toilet dan tempat berwudhu yang semuanya berdesari kontemporer. Kebersihannya juga terjaga. Pepohonan rindang yang berada di area kompleks pendopo juga memberikan kesan adem di musala.
Taman dan Gazebo
Halaman belakang pendopo terdapat gazebo-gazebo yang cocok digunakan untuk bersantai, apalagi ketika cuaca sedang terik. Duduk bersantai di gazebo ini akan terasa sejuk, karena di sekitar gazebo banyak pepohonan yang menjulang dan rerumputan yang asri. Tempat ini biasanya digunakan untuk mengadakan acara jamuan bagi para tamu Bupati. Jalan setapak di sekitar taman juga dihiasi dengan lampu-lampu yang akan menyala saat malam, menambah kesan apik di sekitaran taman. Area ini juga menjadi spot favorit wisatawan saat berkunjung lho, jadi jangan melewatkan berfoto-foto disini yaa!
Rumah Adat Using
Tentunya tidak lengkap jika tidak ada rumah adat di area pendopo, rumah adat using ini terdapat di sisi timur pendopo Blambangan. Konon rumah ini dibangun supaya para tamu yang berkunjung mengenali ke khasan rumah adat suku Using tersebut, dan rumah ini bisa terus lestari.
Rumah Dinas Bupati Banyuwangi
Rumah dinas Bupati Banyuwangi ini dulunya adalah rumah peningalan jaman Belanda yang sudah direnovasi. Bangunan utama ini tidak boleh sembarang dimasuki pengunjung, namun wisatawan boleh berfoto di teras rumah utama Bupati Banyuwangi tersebut. Teras rumah utama ini sendiri terdapat jejeran kursi sofa yang dipergunakan untuk menyambut tamu,
Baca Juga: Pantai Marina Boom, Tempat Nongkrong Asyik di Tengah Kota Banyuwangi
Bunker Guest House
Seperti namanya, guest house ini memang berbentuk seperti bunker bawah tanah yang beratapkan rumput. Guest house ini memiliki 6 kamar utama, ruang makan dan dapur. Konsep guest house yang anti mainstream ini dirancang oleh arsitek Adi Purnomo.
Guest House ini juga berkonsep Green House, sesuai dengan konsep pendopo Banyuwangi secara umum yakni ramah lingkungan. Terdapat dua bangunan ramah lingkungan di dalam pendopo, yang jika diamati dari luar akan terlihat seperti sebuah taman dengan rerumputan hijau dan bunga. Green House yang pertama berada di barat bangunan utama Pendopo. Green House ini digunakan sebagai tempat menginap para tamu penting. Sedangkan green house yang kedua berada di sisi timur bangunan utama. Fungsinya sebagai tempat rapat, kantor atau sekretariat kegiatan.
Walaupun berada dalam ‘timbunan tanah’, kamar-kamar di guest house ini tidak terasa lembab ataupun gelap karena terdapat cerobong batu dengan tutup kaca yang langsung mengarah ke atas. Dinding kamar yang dominan putih juga membuat ruangan terasa lebih terang, fasilitas di dalam kamar juga telah diperbarui dan dijaga kebersihannya.
Mengimbangi perubahan wajah guest house yang dulunya tidak terawat tersebut, gedung PKK dan Dharma Wanita yang berada di sisi timur pendopo pun diubah menjadi semacam ‘bukit Teletubbies’. Dua bukit panjang tersebut mengapit halaman belakang, dan semuanya berhias rerumputan hijau dan pepohonan rindang.
Kesuksesan mengubah wajah guest house di dalam pendopo ini membuahkan apreasisasi dari majalah dunia dalam bidang arsitektur yakni Mark dalam edisi Juni-Juli 2013. Gimana? Mau mencoba merasakan pengalaman seru menginap di bunker guest house?
Baca Juga: Jalan-Jalan di Kota Banyuwangi Enaknya Kemana Aja Sih? Cek Rekomendasinya Disini!
Sumur Sritanjung
Legenda Sumur Sritanjung yang menjadi asal-usul nama Banyuwangi ini terdapat di dua tempat, salah satunya di dalam pendopo Sabha Swagata Blambangan. Air sumur ini dipercayai bisa membawa banyak manfaat, salah satunya adalah jika membasuh wajah menggunakan air sumur ini bisa awet muda. Sumur ini juga seringkali berbau harum atau wangi, yang menjadi cikal bakal nama Banyuwangi yang berarti air yang harum. Legenda Sritanjung sendiri mengkisahkan seorang istri yang setia, meskipun telah difitnah sedemian rupa.